JUNK FOOD

Junk food merupakan suatu istilah yang digunakan terhadap jenis makanan yang memiliki kandungan nilai gizi yang sedikit atau bahkan tidak ada sama sekali, atau juga suatu makanan yang memiliki kandungan gizi yang baik tetapi juga memiliki kandungan gizi yang dianggap tidak menyehatkan ketika dikonsumsi, atau pun makanan-makanan yang tidak sehat dikonsumsi. Pernyataan ini dikeluarkan oleh Michael Jacobson, pemimpin dari Center for Science in the Public Interest, pada tahun 1972.
Faktor-faktor yang mengelompokan suatu makanan ke dalam jenis Junk food adalah tingginya kandungan gula murni, tepung terigu, lemak trans dan lemak jenuh, garam, dan bahan tambahan makanan seperti zat warna dan sebagainya. Hal lain yang menjadi faktor adalah kurangnya kandungan protein , vitamin, serat dan nutrisi-nutrisi untuk pola makan sehat.
Namun beberapa makananan khas daerah atau cemilan-cemilan tradisional tidak dikelompokkan ke dalam junk food, meskipun kandungan nutrisinya mirip dengan junk food. Sebagai contoh, untuk daerah Bandung (kebetulan yang nulis artikel ini orang Bandung), Bala-bala, Comro, ataupun cireng tidak digolongkan ke dalam junk food, padahal ketiga makanan kesukaan masyarakat itu biasanya mengandung lemak yang cukup tinggi dan mengalami penggorengan. selain itu, beras dan ubi bakar pun tidak termasuk ke dalam junk food.
Hebatnya lagi (Junk food), di Inggris, Lembaga Standar Makanan (FSA = Food Standard Agency) tidak memberi nama "Junk Food" tetapi disebut sebagai HFSS (high fat, sugar or salt ==> tinggi lemak, gula atau garam), hal ini didasarkan pada model profiling nutrisinya. meraka pun--FSA--mengungkapkan bahwa makanan jenis HFSS bisa menjadi bagian pola makan yang seimbang, tetapi berdasarkan penelitian, pola makan anak-anak mengandung terlalu banyak lemak (khususnya lemak jenuh), garam dan gula, dan tidak mengkonsumsi sayuran dan buah-buahan yang cukup.
Artikel ini dibuat berdasarkan sahabat kita

.

0 comments: